Jumat, 19 Juni 2015




SELALU SEMANGAT UNTUK BERKARYA
SENYUM DALAM SETIAP KARYA
IBADAH DENGAN KARYA

Jumat, 16 Januari 2015

HATI KU

PEGAWAI NEGARA
SENANTIASA BERKARYA UNTUK NEGARA
CINTA NEGARA
RELA BERKORBAN UNTUK NEGARA

Jumat, 11 April 2014

KECERDASAN SOSIAL MODAL HIDUP DAN MATI



PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KURANG DI PERHATIKAN…?

OLEH: HERY SARWANTO,S.Pd,M.Si
            Berdasarkan keputusan pemerintah tentang pelaksanaan ujian nasional hanya di laksanakan terhadap 4 mata pelajaran yaitu Matematika, Bahasa Indonesia,Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahasa Inggris. Dengan dalih untuk peningkatan kualitas pendidikan nasional negeri ini, ternyata langkah – langkah kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi di masyarakat di lakukan. Walaupaun sudah mendapat banyak masukan dari berbagai kalangan, termasuk Mahkamah Konstitusi tetapi pemerintah bersemboyan” anjing menggonggong kafilah berlalu” untuk tetap menjalankan ujian nasional. Sehingga banyak terjadi berbagai masalah akibat dari kebijakan yang di ambil pemerintah tersebut.
            Dampak negatif yang nyata akibat adanya Ujian nasional adalah menurunnya perhatian dan penghargaan siswa, orang tua dan para pengelola pendidikan dapat di lihat dari fenomena siswa mengurangi frekwensi belajar pelajaran yang tidak di uji nasional. Tidak ada orang tua yang mendorong dan menugaskan anaknya untuk belajar / les privat mata pelajaran non ujian nasional, begitu juga lembaga – lembaga bimbingan belajar tidak ada yang membuka bimbingan selain pelajaran uji nasional, Sehingga dari sana tampak jelas akan rendahnya penghargaan terhadap materi pelajaran yang di anggap bukan inti tersebut.
            Para kepala sekolah dan pejabatpun seakan lebih menghargai hasil ujian yang baik pada mata pelajaran tertentu di bandingkan Ilmu Pengetahuan Sosial. Mereka memandang memiliki gengsi dan prestise yang lebih di hadapan masyarakat.
Semua jenis mata pelajaran yang di berikan di sekolah tentunya menginginkan mendapat apresiasi yang sama dari para peserta didik, wali murid, guru, pemerintah maupun para pengelola pendidikan lainnya. Bila kita berkenan mengkaji korelasi  tentang pelajaran yang di berikan di sekolah dan permasalahan yang terjadi di masyarakat, tentunya kita harus berpikir ulang untuk hanya melaksanakan ujian nasional dengan 4 mata pelajaran yang akhirnya sangat membuat resah berbagai kalangan.
 Karena pendidikan yang sebenarnya merupakan “proses pendewasaan terhadap manusia muda”, tentu di butuhkan pengetahuan yang sangat luas tentang kejadian yang sudah lampau, yang terjadi dan akan terjadi di masyarakat, hal tersebut tentunya akan di dapatkan di pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ). Dari sana siswa akan mendapatkan informasi yang nyata tentang berbagai keadaan dan masalah yang sering terjadi dimasyarakat.
            Rendahnya rasa semangat cinta tanah air, mulai terkikisnya toleransi dan kebersamaan bernegara yang di tandai dengan melemahnya semangat untuk berprestasi demi mengangkat nama besar negara di mata international adalah salah satu bukti akan pentingnya di berikan perhatian yang lebih terhadap mata pelajaran IPS. Dengan mempelajari masa lalu dan potensi yang di miliki oleh negara ini tentu akan mampu membangkitkan semangat siswa untuk berkarya demi diri, dan daerahnya sehingga semangat nasionalisme sebagai muaranya akan terbentuk dengan sendirinya. Sosialisasi dan aktualisasi diri siswa merupakan wahana untuk pematangan diri siswa sebelum mereka terjun pada kehidupan yang sebenarnya di tengah –tengah masyarakat kelak. 
Kemampuan untuk mengetahui batas wilayah daerah dan Negara yang di tempati tentu akan di ikuti dengan bangkitnya rasa cinta tanah air yang tinggi. Negara kita sangat luas dan membutuhkan kepedulian kita untuk merawat dan mengelola segala potensi yang ada di dalamnya, sehingga kita mampu membuat rencana jangka pendek dan panjang dalam rangka optimalisasi sumber daya yang kita miliki untuk cita-cita membuat rakyat yang sejahtera.
Pendidikan karakter yang coba di sodorkan oleh praktisi pendidikan ternyata hanya sebuah konsep yang tertutup oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia luar. Informasi melalui jejaring sosialdan berbagai media akan lebih mewarnai hati dan pola pikir siswa di bandingkan dengan yang d i dapatkan di bangku sekolah.Akankah nilai sosial calon penerus bangsa ini luluh tergerus oleh kemajuan jaman....???
Bila para pakar psikologi menyampaikan bahwa keberhasilan kita dalam kehidupan 80% di tentukan oleh kecerdasan emosi ( EMOTIONAL INTELLEGENSI) tentu layak untuk kita kaji bersama betapa kecerdasan emosi yang di maksudkan sangat banyak terdapat di dalam ilmu social. Ineraksi social, tata komunikasi yang santun , kemampuan mengelola dan mengerti hati orang lain merupakan hal yang sangat penting untuk di tonjolkan saat kita sampaikan mata pelajara IPS.
Sehingga penulis berpikir untuk mengajak kaum peduli pendidikan berkenan mencari cara agar pemerintah selaku pemegang kebijakan berkenan mencari alternative solusi yang lebih bijak demi perbaikan anak-anak kita di masa yang akan datang.

                                                HERY SARWANTO,S.Pd

Jumat, 28 Februari 2014

BERKARYA DENGAN OLAH RAGA


PEMIMPIN BERANI BEDA DAN PEMBAWA PERUBAHAN



MENUNGGU  PERUBAHAN MODEL  KEPEMIMPINAN DESA
DI KABUPATEN DEMAK
                                               
                                      OLEH: HERY SARWANTO,S.Pd,M.Si
          Beberapa bulan  yang  lalu tepatnya hari Minggu tanggal  di sebagian besar desa dan kelurahan di kabupaten Demak melakukan hajat besar yaitu pemilihan Kepala Desa.Sebuah pesta demokrasi yang langsung di lakukan oleh semua warga yang sudah memiliki hak pilih, mereka bebas untuk menyampaikan aspirasinya memilih pemimpin desa untuk masa satu periode yang akan datang yakni 6 tahunan.Sebuah pembelajaran yang sangat menarik untuk di tiru para pelaku politik tingkat atas, dengan segala resiko kalah ataupun menang pada setiap pertandingan adalah hal yang biasa terjadi. Sehingga bila kita menuai kegagalan harus mampu menerima dengan legowo dan mampu menjadikan bahan untuk ’MUKHASABAH’ atas dirinya, untuk menuju pertandingan berikutnya  pada waktu yang akan datang dengan persiapan yang lebih baik dari hasil evaluasi diri atas kegagalan yang sudah di alami.
          Dengan kesadaran diri untuk  mengabdikan  kemampuannya kepada tanah tumpah darah mereka masing-masing, para ”BALON ( bakal calon )” Kepala desa memulai prosesi yang sangat panjang, hingga mencapai waktu pemilihan terjadi. Tentu mereka sudah menyadari akan adanya tugas berat membentang  yang  harus di hadapi, dan tidak saja ”ma’af” bayaran ( gaji/ tanah desa / bengkok ) yang akan di dapatkan saja yang terpikirkan di hadapannya.
Akan”Jujur , amanah ,  membawa kemajuan,membawa perubahan dan kesejahteraan” dan lain sebagainya adalah sebagian janji-janji yang  terlontarkan pada masa kampanye.  Semua yang sudah terlontarkan sangat di tunggu oleh rakyat” agar tidak menjadi petir yang menyambar-nyambar saja, tapi tidak pernah turun hujan”, artinya banyak janji yang terekspost  tapi tidak menjadi kenyataan yang akhirnya mengecewakan hati rakyat yang sudah memberikan amanah kepadanya. Kepercayaaan sudah di dapat dari rakyat dengan penuh kerelaan, tentunya wajar bila mereka menginginkan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik dari orang yng sudah diberikan amanah tersebut.
          Bila selama mencalonkan diri hingga jadi terpilih memiliki tim sukses yang sangat solid, tentunya setelah mendapatkan kemenangan harus membentuk tim yang sangat kompak guna mempersiapkan diri untuk merangkai rancangan program baik jangka pendek maupun panjang. Dengan mempelajari permasalahan yang ada, harus menciptakan formula yang tepat untuk mengatasi, sekaligus melihat potensi untuk dioptimalkan sehingga menjadi kesejahteraan bersama. Kepemimpinan yang aspiratif, komunikatif, terbuka serta tanggap permasalahan untuk mencari alternatif solusinya adalah model pemimpin  yang sangat di idamkan oleh masyarakat kita. Dengan tidak lagi hanya  berfikir  untuk  kepentingan kelompok tim suksesnya, kepala desa terpilih  hendaknya  benar-benar mampu merangkul semua potensi dan kekuatan masyarakat untuk di jadikan sebuah tim yang solid demi perbaikan desa pada masa kepemimpinan yang akan datang.
          Pada saat proses pencalonan mungkin terjadi perpecahan baik yang langsung maupun tidak langsung mengganggu dinamisasi jalannya roda komunikasi dan berbuntut  jarak  antar  kelompok masyarakat  karena perbedaan dalam memberikan aspirasi penentuan calon pemimpin desa.
Dengan  koordinasi  yang  solid serta pendekatan yang terpadu diharapkan  dalam  waktu yang relatif pendek mampu merangkul semua element masyarakat untuk di ajak berkenan kiprah dengan keahlian masing-masing untuk kemajuan desa mereka. Tentulah hal seperti itu tidak mudah, karena ibarat merangkai kembali tulang-tulang yang telah retak, tentu sangat sulit untuk mendapat kekuatan yang sama seperti sebelum terjadi keretakan.         
 Kemampuan berdiplomasi sang pemimpin terpilih akhirnya di uji di dalam pertaruhan ini,  Karena kadang-kadang di butuhkan  kekuatan, kelenturan, kesabaran dan daya tahan untuk mengatasi masalah yang terjadi sehingga mendapatkan keseimbangan konsep kepemimpinan, yang endingnya adalah menjadi pemimpin idola yang sesuai dengan kampanye saat pencalonan dan mampu menjalankan amanah masyarakat untuk mencapai kesejahteraan.
KARYA INOVATIF DAN FENOMENAL
             Setelah menerima selembar Surat Keputusan ( BESLET,Pada zaman dahulu )  maka Kepala Desa terpilih harus langsung tancap gas untuk mengambil langkah dari pengamatan yang sudah mereka lakukan untuk membuat perubahan ke arah  sistem desa yang lebih baik. Ide-ide kreatif layak di lontarkan  untuk  memperoleh  respon  positif dari semua warga desa. Kadang-kadang seorang pemimpin di tuntut untuk bermimpi/ berangan-angan dengan harapan untuk mencapai impian tersebut menjadi sebuah obsesi yang harus di capai menjadi sebuah  kenyataan yang membanggakan / menyenangkan semua kalangan warga. Tentunya para pemimpin yang sudah terpilih menginginkan agar masa kepemimpinannya di kenang sepanjang masa karena rangkaian prestasi yang sudah di persembahkan kepada desa tercinta.
 Seperti para pemimpin masa lalu yang sudah memberikan contoh sehingga mereka layak di kenang dengan karya mereka, misalnya: H.M.SOEHARTO dengan TMII, Ir SOEKARNO dengan Stadion Senayan Bung Karno, Raja SAMAROTTUNGGA dengan candi BOROBUDUR, Raja RADEN PATAH Kerajaan Demak dengan MASJID AGUNG , maka perlu kiranya di fikirkan untuk membuat sesuatu yang berguna untuk umum dan berguna untuk waktu yang lama sehingga kelak akan di kenang para penerus , misalnya : tempat peribadatan, sarana olah raga,Bendungan untuk pengairan,dll.
Kabupaten Demak, sangat membutuhkan pemimpin-pemimpin yang berani bermimpi dan  konsekwen  membuat langkah untuk berusaha menggapai impian itu menjadi sebuah fakta yang membanggakan.Bila impian para pemimpin  bertujuan   baik  maka penulis yakin akan bisa tercapai dan mendapat dukungan penuh dari warga. Dari  karya-karya  yang di lakukan di desa  maka sangat mungkin untuk mendorong pada kepemimpinan strata atasnya  untuk  membuat  karya  yang  lebih  fenomenal  pada tingkat yang lebih tinggi misalnya: membangun GELANGGANG OLAH RAGA tingkat Kabupaten yang akhirnya akan mampu menghasilkan lapangan pekerjaan dan melahirkan remaja dan atlet-atlet yang mampu mengangkat nama baik kabupaten Demak tercinta ini....AMIN.
                            

KEMACETAN BAGIAN PENGHAMBAT PEREKONOMIAN DAN SOSIAL



MENGURAI KEMACETAN TRANSPORTASI PADA JALUR DEMAK SELATAN
OLEH:HERY SARWANTO,S.Pd,M.Si

            Kabupaten Demak memiliki masa lalu sejarah yang sangat penting alam perkembangan penyebaran agama islam di pulau Jawa.Dengan dukungan para wali, Kerajaan Demak mampu menampilkan diri sebagai daerah yang berkembang cukup pesat bahkan di segani oleh penjajah Belanda di eranya. Hal itu tidak bisa di lepaskan dari lancar dan terjangkaunya sarana transportasi yang menghubungkan antar daerah di dalamnya maupun keluar guna menjalin komunikasi dengan dan melakukan aktivitas perdagangan dengan luar.Faktor  letak menjadi yang utama, karena berada di antara daerah-daerah besar seperti Jepara, Kudus dan Semarang.
            Perubahan jaman membawa permasalahan yang sangat kompleks bagi para penduduk penghuni daerah kota Wali ini.Hampir setiap hari di jalur Demak bagian selatan yang meliputi Kecamatan Mranggen, Karangawen terjadi kemacetan yang sangat panjang sehingga sangat menghambat aktivitas warganya yang di tuntut cepat dan tepat untuk lancarnya aktifitas. Petugas kepolisian yang di terjunkan menjadi sangat repot dengan kondisi ini,karena pengguna jalan selalu berebut untuk bisa mendapatkan jalur yang lebih cepat. Ada 3 faktor kemacetan utamadi daerah jalur Semarang-Purwodadi ini: 1. Pasar ( Pasar Mranggen, Pasar Ganefo), Jalur kereta Api dan pabrik.
            Sebagai warga, penulis melihat ada beberapa alternatif solusi untuk mengatasi kemacetan yang sangat mengganggu kelancaran aktifitas dan tentunya sangat melelahkan ini.Pertama, Memberikan sosialisasi tertib lalulintas dan sanksi yang tegas terhadap pelaku pelanggaran di jalan raya. Dengan kondisi tuntutan tepat waktu pada tempat aktifitas masing-masing ternyata menyeret mereka pada tindakan yang kadang tidak terpuji dan melanggar aturan lalulintas.Hal yang demikian tanpa di sadari berakibat pada kemacetan yang berefek pada orang lain yang memanjang.
            Ke-dua, adanya jalur rel kereta api yang melintang di dekat pasar Ganefo ternyata berdampak cukup signifikan terhadap terjadinya kemacetan yang membuat transportasi dan komunikasi menjadi sangat lama dan melelahkan bagi para pengguna jalan, apalagi bagi yang melakukan perjalanan luar kota. Cara yang mungkin untuk mengatasinya adalah dengan melakukan kerjasama beberapa departemen terkait untuk membuat jembatan layang. Pemecahan masalah ini di samping mampu mengurai kemacetan juga akan mengurangi kecelakaan terpeleset rel kereta api yang sering terjadi. Bila kondisi hujan dengan letak jalur kereta api yang menyilang dengan badan jalan mengakibatkan banyak pengendara sepeda motor yang terpeleset dan jatuh. Akhirnya rangkaian pengendara akan berjalan mengular sangat panjang karena harus pelan dan hati-hati, apalagi di tambah dengan banyak yang berjalan tidak dengan disiplin lalulintas akan menambah kacau di perjalanan.
            Alternatif solusi yang ke-tiga adalah dengan membuka dan membuat jalur-jalur alternatif yang baru dengan jalan lingkar. Ada dua jalur lingkar yang penulis coba suguhkan:1. Jalur selatan dengan melakukan kerjasama lintas Pemerintah daerah dengan PEMKOT  Semarang. Adanya jembatan yang terdapat di daerah pucanggading yang melintas di dekat lapangan Golf dan perumakan klipang akan sangat membantu mengurai kemacetan di jalur Demak selatan.2. Memperbaiki jalan pedesaan jalur Bulusari, Tegalarum yang akan sangat membantu mengurangi kemacetan, karena penduduk karangawen akan dapat menempuh jalur ini ke semarang utamanya untuk tujuan Genuk.3. Alternatif solusi yang paling banyak di perbincangkan akhir-akhir ini adalah pembuatan jalan lingkar yang menelan dana yang sangat besar sehingga sekarang belum kunjung jalan proses kelanjutannya.
            Penulis yakin,bila beberapa alternatif solusi tadi bisa di jadikan bahan pertimbangan oleh pemegang kebijakan untuk melakukan langkah perbaikan agar mampu membawa kemajuan kabupaten Demak di masa yang akan datang.