MENUNGGU
PERUBAHAN MODEL KEPEMIMPINAN DESA
DI KABUPATEN DEMAK
OLEH: HERY SARWANTO,S.Pd,M.Si
Beberapa bulan yang lalu tepatnya hari Minggu tanggal di sebagian besar desa dan kelurahan di
kabupaten Demak melakukan hajat besar yaitu pemilihan Kepala Desa.Sebuah pesta
demokrasi yang langsung di lakukan oleh semua warga yang sudah memiliki hak
pilih, mereka bebas untuk menyampaikan aspirasinya memilih pemimpin desa untuk
masa satu periode yang akan datang yakni 6 tahunan.Sebuah pembelajaran yang
sangat menarik untuk di tiru para pelaku politik tingkat atas, dengan segala
resiko kalah ataupun menang pada setiap pertandingan adalah hal yang biasa
terjadi. Sehingga bila kita menuai kegagalan harus mampu menerima dengan legowo
dan mampu menjadikan bahan untuk ’MUKHASABAH’ atas dirinya, untuk menuju
pertandingan berikutnya pada waktu yang
akan datang dengan persiapan yang lebih baik dari hasil evaluasi diri atas
kegagalan yang sudah di alami.
Dengan kesadaran diri untuk mengabdikan kemampuannya kepada tanah tumpah darah mereka
masing-masing, para ”BALON ( bakal calon )” Kepala desa memulai prosesi yang
sangat panjang, hingga mencapai waktu pemilihan terjadi. Tentu mereka sudah
menyadari akan adanya tugas berat membentang yang harus
di hadapi, dan tidak saja ”ma’af” bayaran ( gaji/ tanah desa / bengkok ) yang
akan di dapatkan saja yang terpikirkan di hadapannya.
Akan”Jujur
, amanah , membawa kemajuan,membawa
perubahan dan kesejahteraan” dan lain sebagainya adalah sebagian janji-janji
yang terlontarkan pada masa kampanye. Semua yang sudah terlontarkan sangat di tunggu
oleh rakyat” agar tidak menjadi petir yang menyambar-nyambar saja, tapi tidak
pernah turun hujan”, artinya banyak janji yang terekspost tapi tidak menjadi kenyataan yang akhirnya
mengecewakan hati rakyat yang sudah memberikan amanah kepadanya. Kepercayaaan
sudah di dapat dari rakyat dengan penuh kerelaan, tentunya wajar bila mereka
menginginkan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik dari orang yng sudah
diberikan amanah tersebut.
Bila selama mencalonkan diri hingga
jadi terpilih memiliki tim sukses yang sangat solid, tentunya setelah
mendapatkan kemenangan harus membentuk tim yang sangat kompak guna
mempersiapkan diri untuk merangkai rancangan program baik jangka pendek maupun
panjang. Dengan mempelajari permasalahan yang ada, harus menciptakan formula
yang tepat untuk mengatasi, sekaligus melihat potensi untuk dioptimalkan sehingga
menjadi kesejahteraan bersama. Kepemimpinan yang aspiratif, komunikatif, terbuka
serta tanggap permasalahan untuk mencari alternatif solusinya adalah model
pemimpin yang sangat di idamkan oleh
masyarakat kita. Dengan tidak lagi hanya berfikir untuk kepentingan kelompok tim suksesnya, kepala
desa terpilih hendaknya benar-benar mampu merangkul semua potensi dan
kekuatan masyarakat untuk di jadikan sebuah tim yang solid demi perbaikan desa
pada masa kepemimpinan yang akan datang.
Pada saat proses pencalonan mungkin
terjadi perpecahan baik yang langsung maupun tidak langsung mengganggu dinamisasi
jalannya roda komunikasi dan berbuntut jarak antar
kelompok masyarakat karena perbedaan dalam memberikan aspirasi penentuan
calon pemimpin desa.
Dengan
koordinasi yang solid
serta pendekatan yang terpadu diharapkan dalam waktu
yang relatif pendek mampu merangkul semua element masyarakat untuk di ajak berkenan
kiprah dengan keahlian masing-masing untuk kemajuan desa mereka. Tentulah hal
seperti itu tidak mudah, karena ibarat merangkai kembali tulang-tulang yang
telah retak, tentu sangat sulit untuk mendapat kekuatan yang sama seperti
sebelum terjadi keretakan.
Kemampuan berdiplomasi sang pemimpin terpilih
akhirnya di uji di dalam pertaruhan ini, Karena kadang-kadang di butuhkan kekuatan, kelenturan, kesabaran dan daya tahan
untuk mengatasi masalah yang terjadi sehingga mendapatkan keseimbangan konsep
kepemimpinan, yang endingnya adalah menjadi pemimpin idola yang sesuai dengan
kampanye saat pencalonan dan mampu menjalankan amanah masyarakat untuk mencapai
kesejahteraan.
KARYA INOVATIF DAN
FENOMENAL
Setelah menerima selembar Surat Keputusan ( BESLET,Pada zaman dahulu ) maka Kepala Desa terpilih harus langsung
tancap gas untuk mengambil langkah dari pengamatan yang sudah mereka lakukan
untuk membuat perubahan ke arah sistem
desa yang lebih baik. Ide-ide kreatif layak di lontarkan untuk memperoleh respon positif dari semua warga desa. Kadang-kadang
seorang pemimpin di tuntut untuk bermimpi/ berangan-angan dengan harapan untuk
mencapai impian tersebut menjadi sebuah obsesi yang harus di capai menjadi
sebuah kenyataan yang membanggakan /
menyenangkan semua kalangan warga. Tentunya para pemimpin yang sudah terpilih
menginginkan agar masa kepemimpinannya di kenang sepanjang masa karena
rangkaian prestasi yang sudah di persembahkan kepada desa tercinta.
Seperti para pemimpin masa lalu yang sudah
memberikan contoh sehingga mereka layak di kenang dengan karya mereka,
misalnya: H.M.SOEHARTO dengan TMII, Ir SOEKARNO dengan Stadion Senayan Bung
Karno, Raja SAMAROTTUNGGA dengan candi BOROBUDUR, Raja RADEN PATAH Kerajaan
Demak dengan MASJID AGUNG , maka perlu kiranya di fikirkan untuk membuat
sesuatu yang berguna untuk umum dan berguna untuk waktu yang lama sehingga
kelak akan di kenang para penerus , misalnya : tempat peribadatan, sarana olah
raga,Bendungan untuk pengairan,dll.
Kabupaten
Demak, sangat membutuhkan pemimpin-pemimpin yang berani bermimpi dan konsekwen membuat langkah untuk berusaha menggapai
impian itu menjadi sebuah fakta yang membanggakan.Bila impian para pemimpin bertujuan baik
maka penulis yakin akan bisa tercapai dan mendapat dukungan penuh dari
warga. Dari karya-karya yang di lakukan di desa maka sangat mungkin untuk mendorong pada
kepemimpinan strata atasnya untuk membuat karya yang lebih fenomenal
pada tingkat yang lebih tinggi misalnya:
membangun GELANGGANG OLAH RAGA tingkat Kabupaten yang akhirnya akan mampu
menghasilkan lapangan pekerjaan dan melahirkan remaja dan atlet-atlet yang
mampu mengangkat nama baik kabupaten Demak tercinta ini....AMIN.